Jumat, 10 Desember 2010

rasa ramen itu,,,,,

ni kejadian satu tahun saat aku jalan sama siska

Oke, here goes…

Salah dua film favorit aku adalah Before Sunrise dan Before Sunset. Bener-bener filmnya bener-bener thought-provoking abis. Waktu itu, setelah nonton keduanya, aku langsung ajak temen aku ke dabun(cafe di tepi pantai dilapangan merdeka), dan kita ngomongin beberapa line-line dalam film itu, yang menurut kita… it’s so freakin true. Salah satu line yang paling memukau kita adalah ini, yang diucapkan oleh Celine, karakter utama wanita dalam film itu: The idea that we can only be complete with another person is evil! Right?

Ya, aku setuju. Jahat banget. Pemikiran yang bilang, ‘Kita hanya bisa sempurna jika ketemu dengan soulmate kita’ adalah sesuatu yang jahat. Bagaimana kita bisa tahu itu soulmate kita? Bagaimana kita bisa yakin, terhadap orang yang kita cintai bahwa dia… memang the one. Lagian, apa pula konsep “the one” itu? Konsep yang berkata kita hanya sempurna dengan orang lain, adalah konsep yang benar-benar absurd.

Di dalem dabun yang surprisingly sepi hari itu, dia duduk di depan ku,
aku meneguk iced cappucino yang aku pesan setengah jam yang lalu.

Dia: Kenapa sih kita baru bisa dibilang komplit dengan kehadiran orang lain itu?
aku: Maksud lo?
Dia: Kenapa gak dengan kehadiran sebuah barang, atau… atau hobi? Baru kita bisa dibilang komplit? Kenapa harus dihubungkan dengan orang lain? Kenapa kesempurnaan kita, sebagai manusia, harus diindikasikan dengan kita bertemu dengan soulmate kita?

Bener juga sih… Bagaimana dengan para jomblo abadi, yang mungkin mati sendirian?(maybe kalian pernah mengalami punya pacar tapi harus meniggal) Bagaimana dengan orang yang memilih untuk tidak pernah mencintai orang lain? Atau, ini yang paling parah: Bagaimana dengan orang yang cintanya selalu bertepuk sebelah tangan?

Unrequited love, atau cinta yang tak berbalas, rasanya adalah hal yang paling bikin nangis darah yang bisa terjadi pada diri kita. Untuk tahu kalau cinta kita tak berbalas, rasanya seperti diberitahu bahwa kita tidak pantas untuk mendapatkan orang tersebut. Rasanya, seperti diingatkan bahwa kita, memang tidak sempurna, atau setidaknya tidak cukup sempurna untuk orang tersebut.

Sedangkan, perjuangan melawan cinta adalah perjuangan melawan ingatan. Bagi orang yang cintanya tak berbalas, melupakan seseorang adalah tahap yang paling krusial sekaligus paling susah untuk dilakukan. Bengong dikit, keinget dia lagi. Nyoba kenalan sama orang baru, eh inget lagi. Makanya, sekarang ada istilah “mentok” yang dipakai untuk menggambarkan orang yang gak bisa move on. Sedihnya, dan gak ada istilah “bablas”.

Kita ngobrol ngalur-ngidul sampai dabun tutup dan Mas-Masnya mengusir kita pulang.
Dimotor,dia dudk dibelakang aku, Begitu deket dengan rumahnya, aku bilang…

aku: Unrequited love itu gak enak banget. Kayak itu, tau gak, katanya sasuke uciha di komik naruto: Tidak ada yang bisa menghilangkan rasa ramen(mie kuah) seperti cinta yang tak berbalas.
Dia: “Nothing takes the flavor out of ramen noodles quite like unrequited love.”
aku: Ya, bener. Semuanya jadi gak ada rasanya.


sasuke uciha;senyum nya nyucuk bangat


Kita berdua diem.

Dia: Kalo lo, pernah gak dapet cinta yang tak berbalas?
aku: Pernah.
Dia: Oh ya?
aku: Iya.

Satu hal yang tidak dia tahu adalah, aku pernah suka banget sama dia. Dan dia, waktu itu, tidak pernah menunjukkan hal yang sama. Ini yang ironis, dia adalah orang yang menghilangkan rasa ramen di lidah aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar