Kamis, 03 November 2011

its time to remember memory


TERIMAKASIH OMO
"Terkadang, suatu hubungan bisa BERTAHAN DENGAN SEBUAH KEYAKINAN WALAU ADA JARAK DAN PERBEDAAN KECIL LAINNYA"

"Anak kita nanti bernama AIDIL." Ucapnya lugu seraya menarik-narik ingus yang membuat suaranya terdengar lucu,maklum saat itu dia lagi pilek. Aku hanya membalas perkataannya dengan tawa kecil yang tidak memekikan telinga.
"aidil. Sepertinya nama anak kita nanti menyejukkan sekali ya. anak kita pasti jadi anak yang baik, tumpuan segala harapan kebaikan." Aku menanggapi pendapatnya, nampaknya dia sangat suka dengan ucapan yang kulontarkan tadi. Lalu, kami saling tertawa bersama. Mengganti topik nama anak menjadi topik agama dan ras.
Ya, pembicaraanku dengannya selalu saja berat, selalu saja tidak seperti pembicaraan orang yang sedang berpacaran. Seringkali kami berdiskusi banyak hal, persoalan yang awalnya buta dan gelap menjadi hal yang terlihat dan terang(seperti kaya kemarin,,,membahas tentang pengorbanan,,).
Dia seorang mahasiswa (dulunya) tinggi badan sekitar 160 sentimeter(mungkin). Bermata sipit, berhidung cukup pesek, berkulit putih, dan wajahnya memang tercipta sangat oriental dan sangat cina maklum matanya sipit. Dia kuliah di keperawatan(aku lupa apa namanya,maklum manula), di salah satu universitas di daerah tanggerang. Seringkali dia menjelek-jelekan universitas tersebut karena tujuan awalnya adalah masuk akademi kebidanan atau lebih familiar disebut AKBID. Dia sangat suka fotografi(MAKLUM POTONYA BNYAK SICH), ,. Pikirannya sangat idealis, dia punya konsep tersendiri tentang HIDUP,,WALAU AKU SERING KESEL JUGA DENGAN KEBODOHANNYA,TAPI TAK JARANG AKU TERCENGA DENGAN KERJA KERASNYA,. Ya, dia selalu mengikuti jalan pikirannya, dia selalu tahu bagaimana cara melangkah mengikuti alur pikirannya.
Semua berjalan begitu nyata, tapi tak dapat dipungkiri bahwa segala hal yang kita lewati memang mengalir begitu indah. Dia mengatakan bahwa dia tak pernah seperhatian itu pada lelaki, kecuali pada saya. Ya, awalnya saya memang sangat dingin, seringkali menghilang, seringkali berbicara seenak jidat saya, tapi semua bisa terlampaui begitu sukses, dia berubah, dia membuat segalanya begitu indah. Itulah yang kami sebut cinta, mampu mengubah seseorang menjadi pribadi yang lebih baik.
Saya adalah ciri-ciri laki laki yang agak sedikit penuntut. Ya, maksud saya menuntut seorang wanita yang saya cintai menjadi lebih baik, saya menuntut wanita tersebut melakukan perubahan dalam hidupnya, selama dia menghabiskan waktunya dengan saya, maka saya harus mengubahnya, maka dia harus berubah untuk saya dan untuk hubungan kita. Maka, kami harus berubah, menjadi dua orang yang saling jatuh cinta atas dasar kasih bukan atas dasar nafsu dan ketertarikan fisik. Seringkali cinta menciptakan penuntutan, penuntutan untuk mengubah pribadi menjadi lebih baik. Jujur, saya seringkali jatuh cinta pada wanita penurut yang mudah diatur. Saya sangat menghargai seorang wanita yang mau berubah untuk hal yang baik.
Dia selalu jadi seseorang yang penting dalam hidup saya(amien). Dia selalu menjadi penenang amarah saya, dia serlalu menjadi penyebab dari senyum saya, , masa dimana masih ada dia, masa dimana hanya ada tawa dan senyum malu-malu yang menghiasi perjalanan kita. Dia mengenalkan saya pada budayanya, dia mengenalkan saya pada dunianya, dia menjelaskan keluarganya yang ia tahu pada saya. Ya, dia mengajari dan menelateni saya, dia tahu persis bagaimana memperlakukan perasaan saya.
Jelas, kami pernah bertengkar hebat. Hingga beberapa hari kami tak saling berhubungan, tapi cinta tetaplah cinta, rindu tetaplah rindu, sulit untuk disembunyikan dan dilupakan. Hingga pada suatu ketika dia menulis di note facebooknya, bercerita tentang hubungan kami yang berjudul "gak ada judul". Saya terharu membacanya, saya menyangka bahwa wanita sedingin dan sesangar dia tidak mungkin bisa menulis sedalam itu. Saya tahu ini yang namanya cinta, selalu punya alasan untuk memaafkan.
Pertengkaran kecil kami yang detailnya tidak pernah saya lupakan, seringkali menggelitik rindu setiap mengingatnya.
"gendut,sangar!" Ucapku kasar mengetuk keras gendang telinganya.
"kamu juga kenapa suka,hayoo!" Timpalnya dilanjut dengan tawa lepasnya.
"anag udin!" Aku tak mau kalah, masih saja aku menggoda perasaannya.
"anag aruli!" Dia juga tak mau kalah, semonyong-monyongnya bibirnya dia lakukan hanya untuk menghujani saya dengan pertengkaran kecil yang disertai canda itu.
banjar dan jawa, seringkali menjadi perpaduan yang baik jika berada di tempat yang seharusnya. Tapi, bisa jadi malapetaka jika tak bersatu pada tempat yang seharusnya.

Sekarang, dia mungkin sedang berbahagia dengan pilihannya. Dan, sekarang saya bahagia dengan pilihan saya.
Terimakasih AGNES DWI AYU NINGRUM CHANIAGO. Terimakasih telah mengenalkan saya pada DUNIAMU. Terimakasih  mengharapkan saya sebagai AYAH dari anak-anakmu. 

With love :)                                                                  
XIXI
(ayi)


ps:anag udin,.,hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar