Kamis, 26 Mei 2011

masuk angin (tidak?) sama dengan sakit

Jangan berharap terlalu tinggi. Agar, saat kenyataan ternyata tidak berjalan sesuai yang kita harapkan, kita tidak terlalu kecewa.

Itulah pelajaran yang (lagi-lagi) harus saya tanamkan dalam diri saya.

Begini ceritanya

Hari rabu malam kemarin,

saya sakit

badan saya nggak enak, lemas, nggak bisa bangun dari tempat tidur

perut saya kembung

sakit

mual

bersin

makanya, saya berasumsi bahwa saya masuk angin

saking sakitnya, saya sampai tertidur jam 7 malam *padahal, saya biasanya baru bisa tidur jam 1 pagi*

bangun-bangun, ternyata masih jam 10 malam… dan saya sakit sampai tidak kuat untuk pergi makan

saya sakit, sampai tidak kuat untuk membeli makanan di luar *saya belum makan*

dan saya tidak punya uang cash *yang artinya saya tidak bisa delivery makanan*

nah, saat sakit seperti itu, otomatis saya memberitahu pacar saya lewat sms bahwa saya filek masuk angin

*saya tidak punya pulsa telepon malam itu*karena xl am im3 ganguan

sayangnya, tidak ada sms balasan

oke.

saya tahu

harusnya, saya tidak boleh berharap dia akan langsung datang ke kos saya untuk membawakan bubur ayam, atau obat, atau vitamin c, atau apapun,karena dia jau kan..



harusnya, saya tidak boleh berharap bahwa dia akan sekedar menelepon saya, untuk menanyakan keadaan saya

harusnya, saya bahkan mungkin tidak boleh berharap bahwa dia akan membalas sms saya

mungkin dia tidur

ya.

mungkin dia tidur

saya cuma bisa terlelap sambil menahan kekecewaan *harusnya saya tidak boleh berharap*

*ah, bodohnya saya*

keesokan harinya *KAMIS*tadi malam saya sms dia bangunkan jam 6

saya sudah terbangun dari pagi..

tapi badan saya masih lemas

lagi-lagi *bodohnya saya* saya berharap pacar saya akan menanyakan keadaan saya

tapi dia bahkan tidak sms tanya kabar saya hingga siangnya

ada sms masuk darinya

lagi-lagi saya berharap dia akan merespon sms saya-yang-saya-bilang-saya-sakit-itu

ternyata dia menanyakan apakah saya jalan sama obi

sumpah. saat itu saya *bodohnya* merasa shock.

saya tidak enak badan. terkapar dikamar.

dia

bukannya tanya keadaan saya

nyuruh saya minum obat

malah menanyakan apakah saya tidak jalan sama obi

ya jelas saya tidak ngeh

lha kan saya hanya terkapar di kamar

see?

berharap seperti itu tidak baik

sangat tidak baik

harusnya saya jangan berharap dia akan mengkhawatirkan keadaan saya ya?

jangankan ke rumah untuk membawakan makanan(karena jau)

harusnya saya jangan berharap dia akan menanyakan keadaan saya ya?

tadinya, saking lemesnya, hampir saja saya juga tidak kekonter

akhirnya, sorenya saya memaksakan diri berangkat ke konter(tapi kepantai)

karena saya harus bisnis baju

saya tidak enak badan.

saya berusaha ceria.

kayaknya tidak bisa.

akhirnya, saya memutuskan untuk tidur di mobil

Rumah adalah tempat untuk kita kembali pulang, saat kita sedang sakit, baik jasmani maupun rohani

ternyata ortu saya *mereka seperti cenayang*

bisa tahu kalau putra mereka ini ada apa-apa

saya, yang biasanya malu kalau harus curhat ke ortu *apalagi abah*

akhirnya curhat juga

reaksi mama saya

“Semua cewek itu beda-beda ayi, mungkin dia nggak kayak si itu yang begitu kamu sakit langsung bawain kamu bubur ayam, obat, segala macam di tengah malam… dia pasti punya caranya sendiri buat perhatian sama kamu”

reaksi abah saya

abah saya malah ketawa -__-”

“Kamu salah smsnya”

“Hah? salah gimana bah?”

“Kamu sms apa?”

“Aku bersin bersin”

“Ya disangka kamu masuk angin biasa.”

“Lhaaa teruuuss?? aku harus sms apa?”

“Ya harusnya bilang, “aku sakit, badanku sakit semua, nggak bisa bangun dari kasur, aku pengin kamu ada disini, pengin diperhatiin sama kamu.” gitu lho… Jadi biar dia jelas apa maumu”

Huahahhahahaha

sumpah deh

nasehat abah saya sukses bikin saya ketawa ngakak

hmmm…

bener juga ya

saya ini tipe yang nggak bisa manja-manjaan kayak cowok pada umumnya

dulu, kalo saya sakit, sahabat saya malah yang sms ke pacar/gebetan saya, buat ngasih tau saya sakit

jadinya, saya ini terbiasa untuk cukup bilang “saya sakit” maka, mereka yang langsung bertindak

padahal orang itu beda-beda

mungkin, lain kali, saya harus bilang detail, bahwa saya sakit, nggak bisa bangun, dsb atau harus bilang terus terang “pengin diperhatikan”? apa harus kayak gitu?

hmmm…

entahlah…

tapi untuk saat ini…

saya tetaplah ayi yang nggak bisa maju duluan(aku gak mau berubah,bila nyakitin si dia)

tetap ayi yang pengin diperhatikan, tapi nggak bisa bilang kalo pengin diperhatikan *nah lho, bingung kan? saya juga bingung*

kamis, 26 Mei

yang sedang mual,
hoakkkk
(ayi)

ps" Orang mungkin RAGU apa yg kamu katakan, tapi mereka selalu PERCAYA apa yg kamu lakukan. WELL DONE is better than WELL SAID

Tidak ada komentar:

Posting Komentar